The traditional clothing of Ngalum tribe (District Okbibab) Pegunungan Bintang
Yepmum, Telep, Asbe, Yelako, Lapmum,

Monday, May 30, 2011

SEPULUH KOTA TERSEHAT DAN TERBURUK DI INDONESIA

Kabupaten Pegunungan Bintang Tergolong Kabupaten Terburuk dalam Bidang Kesehatan di Seluruh Indonesia
Kementerian Kesehatan kini memiliki data tentang kota dengan peringkat kesehatan tertinggi dan terburuk di Indonesia. Apa saja kota-kota yang paling sehat dan paling buruk?
Untuk memeringkat kota tersehat dan terburuk ini, Kementerian Kesehatan membuat 24 indikator kesehatan yang digunakan untuk menilai Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di tiap kota dan kabupaten.
Dengan menggunakan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007-2008, penilaian kota sehat kali ini menggunakan rumusan IPKM yang baru ada tahun 2010.
Sebelumnya data kesehatan masih bersifat menyeluruh dan belum ada data rinci tiap kota dan kabupaten. Dengan adanya IPKM ini memudahkan pemerintah pusat untuk mengalokasikan dana kesehatan tiap kota atau kabupaten berdasarkan peringkat kesehatannya.
“Semakin jelek peringkat kesehatan kotanya, maka dana yang diberikan akan semakin besar,” kata Dr dr Trihono, M,Sc., Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemkes RI, dalam acara temu media di Gedung Kemkes, Jakarta, Jumat (26/11/2010).
Menurut Dr Trihono, penetapan peringkat kota dan kabupaten sehat ini akan dijadikan bahan untuk advokasi ke pemerintah daerah agar terpicu untuk menaikkan peringkatnya, sehingga sumber daya dan program kesehatan diprioritaskan.
Penetapan peringkat ini didasarkan pada 24 indikator kesehatan, yaitu balita gizi buruk dan kurang, balita sangat pendek dan pendek, balita sangat kurus dan kurus, balita gemuk, diare, pnemonia, hipertensi, gangguan mental, asma, penyakut gigi dan mulut, disabilitas, cedera, penyakit sendi, ISPA, perilaku cuci tangan, merokok tiap hari, air bersih, sanitasi, persalinan oleh tenaga kesehatan, pemeriksaan neonatal 1, imunisasi lengkap, penimbangan balita, ratio dokter per Puskesmas dan ratio bidan per desa.
“Meski kesehatan berhubungan erat dengan kemiskinan, tetapi belum tentu kota yang miskin tingkat kesehatannya buruk dan sebaliknya belum tentu kota kaya kesehatannya selalu baik,” jelas Prof Purnawan Junadi, Guru Besar FKM UI.
Beberapa contoh kota kabupaten yang miskin tapi dengan peringkat kesehatan baik misalnya adalah Bitung dan Sorong, sedangkan kota non-miskin namun bermasalah dalam kesehatan contohnya adalah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.
“Hal ini biasanya terjadi karena kebanyakan kota kabupaten dengan tingkat perekonomian yang baik terlalu mengejar sektor kuratif (pengobatan). Mereka lebih memikirkan membangun rumah sakit dan dokter spesialis, tetapi tidak memikirkan hal-hal sederhana seperti usaha pencegahan dan bidan-bidan yang lebih akrab dengan masyarakat,” jelas Prof Pur lebih lanjut.
Dari 440 kabupaten dan kota berdasarkan Riskesdas 2007, diperoleh peringkat masing-masing kota dan kabupaten dengan tingkat kesehatan terbaik hingga terburuk.
Kota Magelang merupakan kota dengan peringkat paling tinggi atau kota paling sehat, sedangkan Pengunungan Bintang merupakan kabupaten dengan indikator kesehatan paling buruk di seluruh Indonesia.
Peringkat 10 teratas kota dan kabupaten dengan nilai indikator kesehatan paling tinggi atau kota paling sehat:
1. Kota Magelang (Jateng)
2. Gianyar (Bali)
3. Kota Salatiga (Jateng)
4. Kota Yogyakarta
5. Bantul (Yogyakarta)
6. Sukoharjo (Jateng)
7. Sleman (Yogyakarta)
8. Balikpapan (Kaltim)
9. Kota Denpasar (Bali)
10. Kota Madiun (Jatim)
Peringkat 10 terbawah kota dan kabupaten dengan nilai indikator kesehatan paling buruk adalah:
1. Mappi (Papua)
2. Asmat (Papua)
3. Seram Bagian Timur (Maluku)
4. Yahukimo (Papua)
5. Nias Selatan (Sumut)
6. Paniai (Papua)
7. Manggarai (NTT)
8. Puncak Jaya (Papua)
9. Gayo Iues (Aceh)
10. Pegunungan Bintang (Papua)
Ungkap Menkes "dengan kombinasi ini diharapkan bisa merumuskan upaya intervensi yang tepat dan efektif sehingga IPKM di daerah tersebut bisa diperbaiki secara bermakna".

"Hasil dari kedua kegiatan ini akan menjadi masukan guna penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan berbasis bukti (evidence base)," ujarnya.


sumber : http://health.detik.com/read/2011/04/21/134659/1622759/763/daftar-kota-paling-    sehat-dan-kurang-sehat-di-indonesia






Thursday, May 19, 2011

LAST NIGHT DJ WITH MY BELOVED FRIENDS IN A SMALL BAR



This Farewell Must be Happened because of Our Jobs and Future



Visit pastor C. Kalalo's House
  On Friday 13, 2011, exactly at 12.00 pm to 02.40 am, was the last night with my friends Mike and Nelson.  Before we gather at the small bar, we went to the pastor Calvin Kalalo's house at married students’ center to take Nelson's hard disk and also to say goodbye to him. While on the way, we decided to through the cut way (jalpot). This way is has been covered with big trees around. There is haven't any light whole the way till the end of way, where there are the complex of married student center. On the left side is a jungle has been covered by bush and big trees. The nature pools under the big trees at the left and right side. The sound of frogs in the jungle audible like they were singing a nice song at that night for us. I walked in front, after me, followed Nelson, Mike and Neles.
I was afraid about the snake that night, because before I had have been seen the snake that day in the afternoon. Suddenly, I shouted "yiiiiiiiiii ulaaaaar", and Nelson also shouted and he jumps around us but Mike, Neles n me just kept quiet and laughed at him. Finally he realized that I was joking at him, so he said "yeee mom mokdamona do yoo, tamserep sen mingirok ner oooo^__^ ". After that we were build a discussion and share experiences about snake while we were keep walking. Mike began the conversation "ipkait o awot pukon ponsip doo, neyambul a kauma enemerki ya emaaa" and I agreed with him "yakon hep mum doooo, nepea aot kauma ne Nan a pa upen kuuk eno kaen hii kia emaaaaa..." and Neles said "ipkaitoo awot dalo ki peaa, an upe kohoa matek pe kapa hep hel mum a e weeni tep nek mee", Nelson also didn't want to lost his opinion "usin a ne Bapa ya pa awot simitki ta, kabong ta, kasuwari tankauma waklek nuya enemup" and he continued "Bapa ya usin a awot a pu arip bakon awot aaa, warna hijau ki kau ya ningila minakiyedooo??". He asked the name of this snake to us but all of us quiet at the time for a while to think, because we don't know what kind of snake he meant. Finally, I guess "aot binding kuu edooo??" and he agreed with me "nek-nek mom bindingkur kauma wakado wen uperkodo kapa mateka dito yepa yo". Mike said "putamo waklo enemep min kapa, ponona doo????" but Nelson disagree with him "do do urop, putamon doo,,,,petamona dalon dir nek uma". Neles continued "aip bakon awot a pe a kit min nek mee,,,".
Finally, we arrived at married student center and I told Nelson to walk first to pastor C. Kalalo's house.  We entered inside Pastor C. Kalalo's house and we were joking, discussing and sharing about our future. After that, we permit him and went back to the dorm.


The so serious selecting the songs
Preparing to DJ in the Small Bar

Before we went to that bar, we decided to gather in bar on 12.00 pm but they told me that I had to go firstly to the bar to check and make sure that the bar is good and safety. When I entered in front of the building "waoooo,,,, very spectacular building". I looked through the building from first floor to sixth floor till make me little bit headache.  Then I started to come inside the second floor. In the second floor, I saw some people were standing up in front of post security and talking to each other. Some people were sitting on big sofa and doing something in their notebook.  With quietly and carefully, I was stepped my foot and left the second floor.
I walked through the stairs to the next floor. In the third floor, I saw six people were sitting in front of the big screen TV and they were watching some TV program. Some of them were sitting in bench at the corner of the room and played the small guitar while sing a nice song. I continued stepped my foot to my destination floor. This floor is fourth floor. When I come to the fourth floor, I was confused because I had to choose, I should go to left or right side. I started to asked  a guy which comes out from a room, "I'm looking for small bar, could you tell me where is it??"" and he said "you just walk through this way and in the left side before the toilet you could see the small bar with room number 402". Then I just followed the instruction from this guy and finally I reach in the room which I was looking for.
After that,  I opened the door carefully and entered inside the bar.
In the bar was very dark and nobody there. I saw the small light was comes from "shoken" spiker. I turned my head to beside the door and I turn on the two long and big lights.  When I looked around the room, there have four cupboards, a table and a chair in each corner of the room. Has two beds complete with mattresses in two corners of the room. In addition, the room has four bookcases in each corner of the wall. There have two big fans move around from the ceiling of the room and make the room felt like inside the refrigerator and also supported by a big window from western side, where the air comes from outside the room like windy season, so make the room keep cold. I started to stepped my foot to the a table and a chair beside the big window. 
On that table, have a thin and light notebook Acer Aspire Intel Core i3 Inside with a big mouse model DELL. On that table, I found a camera Canon 400D laying down at the right side of the table and the left side has been set the SOKEN speaker since many years ago. I set down in the black plastic chair and started to touch the DELL mouse. I clicked "start" in the left bottom of the Notebook and I went to my computer. Then I went to "data D" and clicked "my music". There were have lots kind of music in each folder but I just clicked on the folder "lagu acara". This folder is special folder for DJ or party's songs. I blocked all the songs and enter it to the playlist in the winamp. I touched the speaker to full up the volume.


Started DJ 5555++++
DJ in the Bar

The times was passed quickly and now already reached to 12.00 pm. All my friends were coming one by one; Nelson comes first and set in the bed which only has a mattress. Five minutes latter Neles comes and he took the camera Canon 400D and started to take the pictures. Nelson moved his position from his bed to my chair to collect the songs for DJ. Nelson chose "Raby Gamenu" PNG music as the first song and I started to moved my body around included my foot and hand with big sunglasses covered my big eyes. Nelson took my other sunglasses to cover his small eyes and joined with me to dance. While we were dancing, Neles still busy to taking pictures at me and Nelson.  After 10 minutes later, suddenly Mike comes and joined with us and he said in our mother language "weyapi ema melpaka sirip" and Nelson agree with him "neko uma kal kal damso mayoo urop". I continued "yakon hepa uma lambat heep ma nek me", Mike "yakon FB pauma OPPB tan pesan dun paripse baca no balas nesir nek uma lamabat tep serer" he said while he dancing ala PNG style, where he arose his right feet and moved his bottom and body around. Neles also didn't want to lust his favorite style dance, he put away the camera Canon 400D and joined with us to dance. He dances ala India style, where he moved his bottom and his body around softly while his smile as usual.
After dance, they were taking rest 
About 10 minutes we dance but the song didn't finish yet, so Mike started to talk "weyapi kotip oksang kulem".  I agreed with him "maa kaneka yakon kao okhang a maa" and we started to jumps like Oksang (traditional dance) more than five times but it was couldn't connected with that song, so Nelson laughed at us and he said "weyapi kalo mok a ema damip o hahahahhaa...." finally we realized and stop.
After the song was stopped, all of us couldn't want to continue because so tired. Nelson decided to take a nap a while on the bed and Mike and Neles permitted to go back their room.
This story, I write about last night with my friends Mike and Nelson before they go back to Indonesia from our University. In this story I have been described about building and small bar is about Solomon Hall and the small bar is about my room at fourth floor number 402, because that night we had DJ in this room before they leave form our University.


Here are some pictures, was taken by Neles while we were dancing


Mr. Neles was listening music while waiting other friends



Mr. Marley ready to DJ
selecting music



















That's all about last night with my beloved friends at Solomon Hall, room 402 at 12:00 pm to 03:00 am.







Monday, May 16, 2011

PERDAGANGAN MIRAS DI OKSIBIL TELAH MENELAN KORBAN JIWA

Oleh : Dikna K. Sasaka & Otys, M. Kasipdana


     Pemda dan Polres Pegunungan Bintang Telah Gagal Membrantas Perdagangan Miras di Wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang


     Perdagangan minuman keras (miras) yang  sementara  berjalan di Oksibil ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang-West Papua telah menelan 9 korban tewas di 5 tahun terakhir.  Perdagangan miras di Oksibil, sudah ada semenjak Kabupaten ini masih berusia bayi yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang tidak tau bertanggung jawab. Akibat perdagangan minuman keras tersebut sudah menelan banyak korban. Diantara korban-korban tersebut yang kami ketahui adalah 9 (sembilan) orang yang mana terjadi pada waktu/tahun yang berbeda. Korban pertama adalah 3 (tiga) orang yang meninggal pada hari yang sama di beberapa tahun yang lalu yang tentunya akibat mengkonsumsi minuman keras yang melewati batas normal. Ke-tiga korban tersebut adalah sebagai berikut:
1. Yohanes Sasaka
2. Dennis Kasipmabin dan
3. Markus Uropka
     Selanjutnya, tragedi tersebut terjadi lagi pada tahun 2009 di Oksibil yang menelan 3 korban tewas dan yang lainnya di bawa lari ke rumah sakit pada hari dan waktu yang bersamaan. Ke-tiga korban tersebut adalah :
1. Polisi Maksi (anggota Polres Pegunungan Bintang)
2. Manu Kupun dan
3. Piche Warikibirop
     Tragedi yang sama terjadi pada hari rabu tanggal 11 Mey 2011 di Oksibil yang menelan 3 korban lainnya. Para korban kali ke-tiga ini adalah :
1. Marsel Delal
2. Jefry Medlama dan 
3.Yunus Meagee
     Semua kejadian yang menelan putera-putera terbaik Ngalum ini terjadi akibat perdagangan Miras yang di gencarkan oleh oknum-oknum tertentu yang tentunya hanya mengingat diri sendiri ketimbang melihat dampak negative dari perbuatan tersebut. 
     Dalam menindak lanjuti perdagangan miras yang menalan banyak korban tersebut pada tahun 2009 lalu, Kapolres pegunungan Bintang dengan tegas menyatakan sikap untuk memberantas perdagangan miras di Oksibil yang ditandai dengan apel pagi bersamaan dengan pemusnahan sejumlah minuman beralkohol dan menanam beberapa tanaman bunga di depan Kantor Distrik Oksibil bersama gabungan TNI/POLRI, PNS dan seluruh komponen masyarakat. Hal ini, menandakan komitmen bersama dalam pemberantasan Miras di wilayah Ngalum terutama di Oksibil yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi Kabupaten pegunungan Bintang. 
     Selain itu, dalam menanggulangi perdagangan miras di wilayah Kabupaten pegunungan Bintang, Pemerintah Daerah telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 31 Tahun 2008 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Keras (Miras).  "Saya mengerti bahwa Perda tentang larangan miras di pegunungan Bintang, akan mengurangi jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi saya menerima konsekuensi tersebut demi memelihara kehidupan masyarakat yang tidak mabuk-mabukan dan menghabiskan uang untuk membeli minuman keras," kata Bupati Pegunungan Bintang, Wellington Lod Wenda, saat membawakan materi "Konsep Memanusiakan Manusia Papua melalui pola pembangunan kemandirian" pada acara Rapat kerja provinsi pemuda/KNPI Papua, di Aula Walikota Jayapura di Entrop, Kamis (24/3). Selanjutnya baca di: http://centraldemokrasi.com/info-regional/25032011/walau-mengurangi-pad-bupati-peg-bintang-tetap-tolak-miras/ 
     Dengan demikian, dikatakan bahwa sudah ada komitmen pemerintah daerah dalam menangani pesatnya perdagangan miras di wilayah pegunungan Bintang. Namun dalam pelaksanaannya kami boleh katakan bahwa komitmen dan upaya tersebut telah gagal. Hal ini terbukti sebab setelah diberlakukannya PERDA tersebut, sudah terjadi 2 kali tragedi pesta miras yang menelan 6 korban jiwa dalam waktu yang berbeda yaitu 3 orang meninggal pada tahun 2009 lalu dan juga 3 orang meninggal pada tanggal 11 Mey 2011 kemarin. Hal ini masih akan terus berlanjut karena tidak ada keseriusan dan ketegasan pemerintah daerah maupun pihak kepolisian dalam hal ini Polres Pegunungan Bintang dalam menjalankan semua aturan dan komitmen yang mereka telah buat untuk membrantas perdagangan miras yang terus meningkat yang akibatnya masyarakat menjadi korban.
     Untuk itu, keseriusan pemda dan pihak kepolisian dalam mengani masalah ini sangat penting karena akan membahayakan generasi muda orang Ngalum sekarang dan yang akan datang, sehingga ini seharusnya menjadi salah satu masalah yang "HARUS" di tanggapi serius oleh seluruh komponen masyarakat baik itu oleh pihak gereja, adat, kepolisian, maupun pemerintah daerah.  Selain itu, kesadaran dari semua generasi muda Ngalum untuk tidak mengkonsumsi minuman keras sangatlah penting sebab yang menentukan masa depan Ngalum adalah kita sebagai generasi penerus yang ada ini. Bagaimana kita mau berfikir yang sehat untuk membangun ide-ide dalam proses pembangunan daerah Ngalum, sedangkan tubuh kita telah diisi oleh alkohol yang mengandung bahan kimia "etanol" yang dapat menghancurkan saraf-saraf otak serta mengganggu fungsi kerja otak yang dapat menyebabkan kehilangan sistem koordinasi tubuh, gangguan penglihatan serta dapat menyebabkan gangguan selaput suara akibatnya akan susah bicara dll. 
     Kita dalam hal ini orang Ngalum dan pada umumnya masyarakat timur Pegunungan Tengah tidak mengenal yang namanya minuman beralkohol, baik minuman lokal maupun buatan pabrik. Menurut cerita orang tua, orang-orang Ngalum pada zaman dulu sangat kuat-kuat, kekar dan tinggi-tiggi. Selain itu,  umur maximum mereka sampai 90-an lebih selain dari  meninggal akibat perang suku. Hal ini tentunya disebabkan karena mereka tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah dicampur bahan kimia seperti pada zaman modern saat ini. Semua bahan makanan mereka adalah alami yang di produksi langsung oleh alam, sebabnya mereka sehat-sehat dan kuat.
     Mari kita menjaga diri kita dari bahaya minuman-minuman keras yang hanya dapat men-destroy  tubuh kita. Selanjutnya mengenai bahaya minuman keras, silahkan baca posting kami sebelumnya di : http://kasipdana.blogspot.com/2011/05/minuman-beralkohol.html


Semoga bermanfaat !!







Sunday, May 15, 2011

MINUMAN BERALKOHOL



Mengenal Minuman Keras (Miras) 

      Minuman keras meliputi seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol (nama kimianya etanol) Menurut catatan arkeologi, minuman beralkohol sudah dikenal manusia sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Di Indonesia, dikenal beberapa minuman lokal yang beralkohol, misalnya brem, tuak, cap tikus, ciu dll. Alkohol dapat dibuat melalui fermentasi (peragian) berbagai jenis bahan yang mengandung gula, misalnya buah-buahan (seperti anggur, kelapa, apel dll), biji-bijian (beras dan gandum), umbi-umbian (seperti singkong) dan madu.

     Menurut peraturan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, minuman keras dibagi kedalam tiga golongan berdasarkan kadar alkohol didalamnya:
a) Golongan A : Kadar alkohol 1-5%, misalnya bir.
b) Golongan B : Kadar alkohol 5-20%, misalnya anggur.
c) Golongan C : Kadar alkohol 20-45%, misalnya wiskey dan vodka


Penyakit yang Disebabkan oleh Minuman Keras (alkohol)

Alkohol merupakan salah satu zat adiktif yang dapat mengakibatka efek ketagihan atau ketergantungan. Alkohol yang terkandung dalam minuman keras dapat berbahaya bagi tubuh dan menimbulkan berbagai macam penyakit. Diantaranya adalah kecanduan, kerusakan pada jaringan otak, gangguan perut dan pencernaan, serta mempengaruhi fungsi kerja hati. Organ yang dapat mengalami gangguan akibat penggunaan minuman keras antara lain:
a) Fungsi otak terganggu yang menyebabkan kehilangan sistem koordinasi tubuh, gangguan penglihatan, dan susah bicara. Jika penggunaan dicampur dengan obat lain, dapat menyebabkan pingsan dan kejang-kejang.
b) Fungsi kerja jantung tidak stabil dan denyut jantung berdegup keras.
c) Produksi asam lambung meningkat dan menyebabkan terjadinya penyakit maag kronis atau peradangan lambung (gastritis)
d) Merusak organ hati yang berakibat pada mengerasnya hati karena tidak berfungsi dengan baik, yang pada akhirnya dapat menyebabkan hepatitis (cirrhosis). 

Sumber: Michael Purba. Kimia SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga.
Nurul Kamilati. Mengenal kimia I. Jakarta : Yudistira.


      Dengan demikian, minuman keras merupakan seluruh jenis minuman beralkohol yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif yang mana dalam mengkonsumsinya akan   menyebankan penurunan kesadaran dalam tubuh manusia. Alkohol sangat bermanfaat bagi tubuh manusia jika dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya, misalnya sebagai bahan pelarut pada produk kosmetik dan selain itu, di gunakan sebagai alat medis di rumah sakit.









Wednesday, May 04, 2011

LEBIH MUDAH BERTEMU DAN BERBINCANG DENGAN PRESIDEN DARI PADA BERTEMU PEJABAT PEGUNUNGAN BINTANG


Masyarakat Pegunungan Bintang Sulit Bertemu Pejabat Daerah

  Dalam praktek penyelenggaraan pemerintanah daerah di tingkat Kabupaten pegunungan Bintang yang sementara berjalan dua dekade  ini dimana semenjak Kabupaten ini terbentuk berdasarkan UU No 21 tahun 2001 tentang pemekaran Kabupaten se-wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat, banyak kendala ataupun  keluhan yang selalu datang dari seluruh lapisan masyarakat Pegunungan Bintang. Salah satu persoalan dimaksud adalah kesulitan mereka (masyarakat) dalam bertatap muka langsung dengan para pejabat daerah. Hal ini terjadi karena banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktor utama yang membuat masyarakat resah terhadapa pejabat daerah tersebut adalah ketidak beradaan pejabat di lapangan (kantor) yang mana pada umunya mereka berada di kota (Jayapura, Jakarta dll.) dengan berbagai alasan dan kepentingan mereka masing-masing. Hal ini menyebabkan banyak persoalan dalam penyelenggaan pemerintahan daerah, diantaranya;
  1. Aktifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah di kantor tidak berjalan normal dan efektif seperti di Kota dan Kabupaten lain di Tanah Papua yang akibatnya banyak pekerjaan yang tertunda dan bahkan tidak terselesaikan.
  2. Banyak aspirasi masyarakat yang tidak diakomodir secara baik sehingga dampaknya masyarakat resah dan terjadinya mosi ketidakpercayaan masyarakat terhadap pejabat tertentu yang berkepentingan langsung dengan persoalan tersebut.
  3. Para pegawai (PNS) yang bertugas di setiap instansi pemerintah daerah baik Dinas, Bagian, maupun Badan tidak betah dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab mereka sebagai penyedia layanan (service provider) bagi masyarakat. Akibatnya mereka lari ke kota dengan alasan tidak ada pimpinan (atasan) yang mengatur dan mengkoordinir mereka dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab mereka.
  4. Serta persoalan-persoalan lainnya yang tentunya dapat mempengaruhi percepatan pembangunan daerah Ngalum.
   Dengan demikian, persoalan-persoalan tersebut diatas tentunya merupakan tugas dan tanggungjawab para pejabat pemerintah daerah dalam mengakomodir semuanya sehingga bagaimanapun mereka (pejabat) harus pulang ke daerah dalam menyikapi semua persoalan tersebut. Pada umumnya mereka pulang ke daerah/kabupaten 1-2 kali sebulan dan lebihnya itu mereka menghabiskan waktu di kota dengan berbagai urusan, baik urusan dinas maupun urusan pribadi mereka. Ketika pada giliran mereka kembali ke daerah banyak pekerjaan yang tertumpuk serta lebih dari itu banyak pula persoalan yang datang dari semua kalangan masyarakat, baik masyarakat biasa, masyarakat akademik (pelajar-mahasiswa) maupun dari bawahannya dalam hal ini para pegawai (PNS) dengan berbagai kepentingan yang tentunya harus di selesaikan ataupun dikoordinasi langsung dengan pejabat yang bersangkutan.

   Dengan adanya banyak pekerjaan serta persoalan yang harus diselesaikan, maka masyarakat pun menjadi antri untuk bertemu pejabat yang dimaksud sepanjang hari bahkan kadang sampai 2-3 hari hanya untuk bertemu dia. Itupun bagi mereka yang terseleksi berdasarkan pokok persoalan atau permasalahan yang ingin disampaikan langsung kepada pejabat tersebut. Bagi mereka yang tidak terseleksi biasany mereka pulang dengan kecewa dan bertanya-tanya, mengapa yang lain bisa dia terima sedangkan saya tidak? pertanyaan itu yang selalu muncul di setiap masyarakat yang ditolak bertemu pejabat tersebut. Pada umumnya masyarakat yang ditolak ataupun menunda untuk ketemu pejabat tersebut biasanya masyarakat biasa (petani) yang notabene datang dari tempat yang cukup jauh dari ibukota Kabupaten dimana mereka harus berjalan kaki ke ibukota Kabupaten (Oksibil) selama 3-4 hari bahkan sampai se-minggu hanya untuk bertemu pejabat tersebut. Akhirnya mereka selalu pulang dengan kecewa dan harus berjalan kaki kembali ke kampungnya dengan memakan waktu yang cukup lama.

   Setelah 2-3 hari di daerah/kabupaten dan merasa sudah menyelesaikan tugasnya, mereka kembali lagi ke kota dengan alsan harus ikut kegiatan ini, ada panggilan mendadak dan lain-lain alasan yang mendukung mereka untuk meninggalan tugas utama mereka di daerah. Dan kebiasaan itulah yang terus menerus terjadi di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang. Dengan kebiasaan para pejabat ini tentunya sangat perpengaruh terhadap proses pembangunan di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang karena seluruh struktural pemerintahan daerah sangat saling mempengaruhi dan berkaitan satu dengan yang lain sehingga misalnya salah satu unsur itu tidak ada otomatis yang bagian yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya tentu akan lumpuh. Belum lagi kalau semua pejabat tidak ada di tempat, pastinya semua aktifitas penyelenggaraan pemerintahan akan lumpuh total.

   Kabiasaan ini terjadi karena banyak faktor. Selain karena kondisi daerah yang baru sehingga boleh di katakan semua fasilitas tidak memadai akibatnya semua pejabat bahkan para Pegawainya pun tidak beta tinggal dan bertugas di daerah. Selain itu, sudah terbiasa dengan hidup di kota yang tentunya hidup serba ada (available) dalam segala kebutuhan sehinggan tentunya sangat mempengaruhi kinerja mereka di daerah. Disisi lain,  karena tugas kantor atau perjalanan dinas yang memang membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga hal ini menyebabkan banyak pekerjaan maupun persoalan yang tertampung di kantor belum bisa segera di realisasi. Selain ketiga factor tersebut, faktor keluarga juga merupakan salah satu penyebab utama yang dapat mempengaruhi mereka. Pada umumnya keluarga mereka tinggal di kota ketimbang memilih tinggal di daerah. Hal ini terjadi terutama para pejabat maupun para pegawai yang notabene bukan asli orang Ngalum (Pegunungan Bintang) dimana keluarga mereka memilih menempatkan mereka di kampung halaman mereka atau pada umumnya di kota Jayapura dari pada ikut serta mereka ke daerah/kabupaten yang akibatnya mereka harus luangkan banyak waktu untuk berkunjung ke keluarga dari pada bekerja di kantor. Sekalipun mereka bekerja di kantor tentu saja tidak akan fokus pada pekerjaan yang mereka kerjakan karena memikirkan keluarga mereka dan lain sebagainya. Selain itu factor sarana dan prasarana belum memadai seperti perumahan/barak pegawai, perumahan pejabat yang maksimal, saran air bersih, listrik dan lain-lain ini menjadi faktor utama pendukunng kinerja pejabat maupun pegawai di daerah. 

   Maklumlah bahwa kabupaten ini baru berkembang dan sementara mulai dari nol sehingga perlu waktu dan dana yang cukup besar untuk membangun semua fasilitas tersebut. Namun disis lain, jika kita berpegang pada prinsip tersebut kemudian tinggal menetap di kota lalu tidak mau tinggal dan kerja di daerah, siapa lagi yang akan mau bekerja dan membangun semua fasilitas dimaksud? Ini adalah sebuah pertanyaan yang harus dipegang oleh para pejabat maupun bawahannya yang perlu direnungkan baik-baik.

   Untuk menyikapi semua persoalan tersebut, sebaiknya pemerintah pusat bertindak tegas kepada para pejabat yang tidak berada di tempat tugas atau tidak melaksanakan tugasnya di daerah dan berkeliaran di kota. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan sanksi tertulis sesuai hukum yang berlaku sesuai dengan tugas dan fungsinya di daerah. Hal ini tentunya akan membantu para pejabat untuk tunduk kepada aturan tersebut dan mau tidak mau akan tinggal di daerah dan akan bekerja dengan baik. Kemudian sebaliknya pemerintah daerah pun buat suatu perda atau aturan untuk memberi hukuman tertulis bagi semua pegawai yang tidak melaksanakan tugas di daerah dengan cara hukuman tertulis dan bila perlu mencopot jabatan mereka bagi pejabat dan memecat mereka yang berstatus pegawai. Hal ini sangat membantu disiplin kinerja pegawai baik para pejabat sampai dengan para pegawai di setiap instansi. 

   Dengan demikian, diharapkan dengan adanya disiplin kinerja pejabat akan mempermudah para pegawai/bawahan mereka dalam meningkatkan kualitas kinerja mereka di kantor. Selain it, semua pekerjaan dan persoalan yang datang dari setiap unsur masyarakat akan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Disisi lain, akan mempermudah setiap unsur masyarakat untuk menyampaikan segala aspirasi mereka kepada setiap pejabat yang dimaksud sehingga akan berlakulah komunikasi pemerintahan dimana pada prinsipnya adalah adanya interaksi antara penyedia layanan (service provider)dan penerima layanan (service recipient).

   Membangun suatu daerah yang baru tentunya membutuhkan suatu pengorbanan yang sangat besar baik real maupun morel. Bila bekerja dengan setengah hati, maka semua yang kita kerjakan akan menjadi suatu gununga yang besar dan sia-sia sehingga sukar untuk diselesaikannya sekalipun itu hal kecil. Terbiasakan diri untuk menyelesaikan sesuatu yang kecil, akan membiasakan anda untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang sangat besar yang tentunya orang lain tidak dapat melakukanya.

Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan motivasi bagi kita dan terlebih menjadi bahan masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang.